Panduan Konfigurasi IP Address Statis di Debian 10 via Terminal
Pendahuluan
Dalam dunia jaringan komputer, IP Address (Internet Protocol Address) merupakan salah satu komponen terpenting. IP Address adalah serangkaian angka unik yang digunakan untuk mengidentifikasi setiap perangkat dalam jaringan, baik itu komputer, printer, router, maupun perangkat lainnya. Tanpa IP Address, perangkat tidak dapat saling berkomunikasi atau bertukar data melalui jaringan lokal maupun internet.
Secara umum, fungsi utama dari IP Address adalah sebagai alamat identifikasi dan sebagai alat untuk menemukan jalur pengiriman data antar perangkat dalam sebuah jaringan. Dalam praktiknya, terdapat dua jenis IP Address, yaitu IP Address dinamis dan IP Address statis. Pada panduan kali ini, kita akan secara khusus membahas mengenai IP Address statis, yaitu alamat IP yang ditetapkan secara manual dan tidak berubah-ubah meskipun perangkat direstart.
IP Address statis sangat penting digunakan dalam berbagai skenario, seperti pada server, perangkat IoT, CCTV, printer jaringan, atau perangkat lain yang membutuhkan konektivitas stabil dan alamat IP tetap. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui implementasi IP statis pada jaringan kantor, jaringan sekolah, atau jaringan laboratorium komputer di mana kestabilan koneksi dan kemudahan akses antar perangkat menjadi prioritas utama.
Untuk keperluan konfigurasi IP Address statis dalam jaringan lokal (LAN), terdapat rentang IP Address privat yang umum digunakan, yaitu:
- 192.168.0.0 – 192.168.255.255
- 172.16.0.0 – 172.31.255.255
- 10.0.0.0 – 10.255.255.255
Rentang ini disebut sebagai private IP ranges, karena tidak digunakan di jaringan internet publik dan ditujukan khusus untuk jaringan internal. Penggunaan rentang ini memungkinkan organisasi atau individu untuk membuat jaringan lokal tanpa harus mendaftarkan IP publik, sehingga lebih efisien dan aman.
Pada panduan praktikum ini, kita akan melakukan konfigurasi IP Address statis di sistem operasi Debian 10, menggunakan mode Command Line Interface (CLI) atau terminal. Pendekatan ini sangat penting karena:
- CLI memberikan kontrol penuh terhadap sistem.
- Cocok digunakan pada server yang tidak menggunakan antarmuka grafis.
- Lebih efisien dan cepat dalam pengaturan jaringan.
Panduan ini sangat relevan bagi mahasiswa, teknisi jaringan, dan siapa pun yang ingin memahami dasar-dasar administrasi jaringan berbasis Linux. Dengan memahami konfigurasi IP statis via terminal, Anda akan memiliki keterampilan dasar yang krusial dalam membangun dan mengelola jaringan komputer secara profesional.
Prasyarat (Prerequisites)
Sebelum mengikuti seluruh panduan yang akan dibahas, terdapat beberapa persyaratan yang harus anda penuhi, antara lain;
- Pastikan pengguna memiliki sistem operasi Debian 10 yang sudah terinstal dan dapat digunakan.
- Pastikan pengguna mengetahui kombinasi username dan password dari user non-administratif, Sistem Operasi Debian 10 yang digunakan untuk melakukan praktikum.
- Pastikan pengguna mengetahui password dari user root (user administratif), Sistem Operasi Debian 10 yang digunakan untuk melakukan praktikum.
- Pastikan pada komputer yang terinstal sistem operasi Debian 10, memiliki minimal satu buah Network Adapter aktif, dan terhubung kedalam jaringan yang anda miliki.
- Pastikan pada jaringan yang digunakan didalam praktikum ini, sudah terdapat komputer client dengan sistem operasi Linux/Windows/MacOS.
Alat dan Bahan
Berikut adalah alat dan bahan minimal, yang harus dipersiapkan oleh pengguna, untuk melakukan praktikum pada pembahasan kali ini;
Alat
- Laptop/PC (Server)
- Prosesor Minimal Intel P4 atau AMD Athlon.
- Mendukung arsitektur 32-bit atau 64-bit.
- RAM Minimal 2GB atau Direkomendasikan 4GB.
- Ruang Kosong Hard Disk Minimal 10GB.
- Minimal Memiliki 1 LAN Card Aktif.
- Menggunakan Sistem Operasi Debian 10.
- Laptop/PC (Client)
- Prosesor Minimal Intel Core i3 atau AMD Ryzen 3.
- Mendukung Arsitektur 32-bit atau 64-bit.
- RAM Minimal 4GB atau Direkomendasikan 8GB.
- Ruang Kosong Hard Disk Minimal 50GB.
- Memiliki 1 LAN Card Aktif.
- Menggunakan Sistem Operasi Microsoft Windows/Linux/MacOS.
- Tang Crimping
- Mendukung Konektor RJ-45
- Lan Tester
- Mendukung Konektor RJ-45
- Konsentrator (Hub/Switch)
- Mendukung Konektor RJ-45
- Mendukung Kecepatan Transfer Data Minimal 10/100Mbps.
- Minimal memiliki 4 buah port Ethernet.
Bahan
- Sumber Internet
- Memiliki kecepatan download mininal 10Mbps.
- Memiliki kecepatan upload minimal 1Mbps.
- Memiliki layanan DHCP Server Aktif.
- Kabel UTP
- Menggunakan kabel UTP
- Menggunakan minimal Categori 5 (Cat 5)
- Konektor
- Mendukung Kabel UTP minima Cat 5.
Disclaimer
Panduan praktikum ini disusun untuk tujuan edukatif dalam rangka mendukung proses pembelajaran dan pemahaman dasar mengenai konfigurasi IP Address statis via terminal pada sistem operasi Debian 10 serta pengenalan terhadap konsep topologi jaringan. Seluruh konfigurasi, struktur topologi, dan rentang alamat IP yang digunakan dalam dokumen ini bersifat ilustratif dan disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan praktikum penulis.
Perlu disampaikan bahwa setiap lingkungan jaringan memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda, baik dari sisi infrastruktur fisik, logika jaringan, maupun kebijakan administrasi sistem. Oleh karena itu, pengguna diharapkan melakukan analisis terlebih dahulu terhadap topologi dan kondisi jaringan di lokasi masing-masing sebelum menerapkan konfigurasi yang dijelaskan dalam panduan ini.
Penulis tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerusakan, gangguan sistem, atau ketidaksesuaian yang terjadi akibat penerapan langsung dari konfigurasi dalam dokumen ini tanpa penyesuaian yang memadai. Seluruh langkah sebaiknya diuji terlebih dahulu di lingkungan simulasi atau laboratorium sebelum diterapkan ke dalam sistem produksi.
Dengan demikian, pengguna dianjurkan untuk menjadikan panduan ini sebagai acuan awal yang dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan konteks dan kebutuhan aktual di lapangan.
Topologi
Dalam panduan praktikum ini, penulis akan menjelaskan konfigurasi IP Address Statis berdasarkan topologi yang telah disiapkan secara khusus. Perlu dipahami bahwa susunan topologi pada masing-masing pengguna bisa saja berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan dan kondisi di lokasi masing-masing. Oleh karena itu, sebelum mengikuti langkah-langkah dalam panduan ini, sangat disarankan untuk menganalisis terlebih dahulu topologi jaringan yang ada di tempat Anda agar konfigurasi yang dilakukan tetap relevan dan sesuai.
Pada praktikum ini, penulis menggunakan satu buah komputer server berbasis Debian 10 yang dilengkapi dengan dua buah network adapter (kartu jaringan), dengan susunan sebagai berikut:
- Adapter pertama terhubung langsung ke sumber internet (misalnya modem) menggunakan alamat jaringan 192.168.1.0/24. Adapter ini bertugas sebagai penghubung ke internet.
- Adapter kedua terhubung ke dua buah komputer klien, dimana koneksi dilakukan melalui perangkat switch, dengan alamat jaringan 172.16.10.0/24. Berikut adalah detail IP Address yang nantinya akan digunakan pada panduan kali ini;
- Komputer Server Adapter ke 2
- IP Address = 172.16.10.1
- Subnet Mask = 255.255.255.0
- Client Linux
- IP Address = 172.16.10.10
- Subnet Mask = 255.255.255.0
- Client Windows
- IP Address = 172.16.10.254
- Subnet Mask = 255.255.255.0
- Komputer Server Adapter ke 2
Karena konfigurasi yang digunakan dalam panduan ini menggunakan metode IP Address Statis, maka setiap perangkat dalam jaringan perlu diberikan alamat IP secara manual agar bisa saling berkomunikasi tanpa konflik.
Perlu ditegaskan bahwa alamat IP yang digunakan oleh penulis di atas hanyalah sebagai contoh, dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi jaringan Anda di lapangan. Yang terpenting adalah menjaga agar tidak terjadi tumpang tindih IP serta memastikan bahwa semua perangkat berada dalam satu jaringan yang sama agar komunikasi data dapat berjalan dengan baik.
Langkah Kerja
Sebelum kita masuk kedalam tahapan praktikum, penulis perlu memberikan sebuah template konfigurasi IP Address Statis yang dapat anda gunakan. Silahkan anda pilih salah satu template dibawah ini, dan sesuaikan dengan kebutuhan atau kondisi yang ada dilapangan.
- Template 1
Penulis mengasumsikan bahwa kode atau identitas dari network adapter yang akan dikonfigurasi adalah eth0, dan interface tersebut akan menjalankan IP Address 192.168.1.2 dengan Subnet Mask atau Netmask 255.255.255.0.
auto eth0 iface eth0 inet static address 192.168.1.2 netmask 255.255.255.0 gateway 192.168.1.1 network 192.168.1.0 broadcast 192.168.1.255 - Template 2
Penulis mengasumsikan bahwa kode atau identitas dari network adapter yang akan dikonfigurasi adalah eth0, dan interface tersebut akan menjalankan IP Address 192.168.1.2 dengan Subnet Mask atau Netmask 255.255.255.0.
auto eth0 iface eth0 inet static address 192.168.1.2/24 gateway 192.168.1.1
Setelah pengguna memahami perbedaan kedua rule tersebut, maka kita akan masuk kedalam tahapan konfigurasi. Silahkan anda tentukan rule mana yang akan anda gunakan, sesuai dengan kebutuhan yang ada dilapangan.
Tahapan 1 – Masuk Kedalam User Root
Dikarenakan Debian 10 yang penulis gunakan mengaktifkan atau menggunakan user root, maka sebelum melakukan konfigurasi, penulis akan masuk terlebih dahulu kedalam user root. Untuk masuk kedalam user root penulis akan menggunakan perintah;
Input:
$ su - rootSetelah mengetik perintah dengan benar, tekan Enter dan masukkan password root Debian 10 saat diminta. Sebagai informasi, ketika memasukkan password karakter yang anda ketikkan tidak akan ditampilkan. Sehingga, pastikan saja bahwa password yang anda masukkan sudah benar.
Output:
Password:Jika password sudah anda ketikkan, dan anda yakin benar, silahkan tekan tombol Enter. Apabila password yang anda masukkan benar, maka Debian 10 akan membawa anda masuk kedalam prompt dari user root.
Sebagai tanda pengguna sudah masuk kedalam prompt milik dari user root, adalah perubahan simbol pada prompt shell terminal yang anda gunakan. Jika awalnya menggunakan tanda dolar ($), sekarang berubah menjadi tanda pagar (#).
Tahapan 2 – Mencari Informasi Identitas Network Adapter
Pada tahapan ini, penulis akan mencari informasi atau identitas dari network adapter yang akan dilakukan konfigurasi IP Address Statis. Sebagai tambahan catatan, identitas atau kode dari network adapter ini bisa jadi sama, atau berbeda-beda setiap pengguna.
Input:
# ip linkSetelah mengetik perintah dengan benar, tekan Enter untuk menjalankan perintah tersebut.
Berdasarkan hasil dari perintah diatas, penulis mendapatkan informasi, bahwa pada komputer yang digunakan memiliki tiga buah network adapter. Satu network adapter virtual dengan identitas “lo” (loopback adapter), dan dua network adapter fisik dengan identitas “ens33” dan “ens36”.
Loopback adapter adalah antarmuka jaringan virtual yang digunakan oleh sistem operasi untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Pada Debian (dan sistem operasi Linux lainnya), interface ini sangat penting untuk berbagai fungsi sistem dan jaringan lokal internal. Contohnya seperti menjalankan layanan internal, keamanan dan isolasi, pengujian jaringan lokal, dsb.
Tahapan 3 – Melakukan Konfigurasi File interfaces
Setelah anda mendapatkan informasi tentang identitas dari network adapter yang akan dilakukan konfigurasi, maka tahapan selanjutnya adalah masuk kedalam file interfaces. Untuk melakukan konfigurasi file interfaces pada pembahasan kali ini, penulis akan menggunakan teks editor nano.
Input:
# nano /etc/network/interfacesSetelah mengetikkan perintah dengan benar, silahkan tekan Enter untuk menjalankan perintah tersebut.
Jika perintah yang anda masukkan benar, maka kurang lebih tampilan dari file interfaces akan tampak seperti pada gambar diatas. File ini bukan atau tidak dalam kondisi kosong. Artinya, jika anda mendapati file ini dalam kondisi kosong, maka dapat dipastikan perintah yang anda ketikkan salah.
Pada tahapan ini, penulis akan menjalankan konfigurasi IP Address Statis pada network adapter dengan identitias ens36. Sebelum konfigurasi kita lakukan, pastikan tidak ada rule yang memberikan konfigurasi IP Address, pada interface yang akan kita lakukan konfigurasi.
Silahkan anda gunakan template 1 atau template 2 untuk memberikan konfigurasi IP Address pada network adapter ens36 dengan alamat 172.16.10.1/24 (sesuaikan dengan rancangan topologi).
Apabila konfigurasi yang anda lakukan sudah selesai, dan karena kita menggunakan teks editor nano, maka silahkan tekan Ctrl + O untuk menyimpan konfigurasi, kemudian tekan Enter (jika tidak ingin mengubah nama file konfigurasi), dan terakhir tekan Ctrl + X untuk keluar.
Tahapan 4 – Melakukan Restart Layanan Jaringan
Pada tahapan ini, kita akan merestart service atau layanan networking yang dimiliki oleh Debian 10. Tujuannya, agar rule yang baru saja kita terapkan, dapat dieksekusi oleh sistem.
Input:
# systemctl restart networkingSetelah mengetikkan perintah dengan benar, silahkan tekan Enter untuk menjalankan perintah tersebut. Pastikan tidak terdapat pesan kesalahan yang muncul setelah proses restart layanan atau service dari networking.
Verifikasi dan Pengujian
Setelah seluruh tahapan diatas selesai anda lakukan, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan verifikasi atau pengujian. Pengujian kali ini kita akan lakukan dengan menggunakan dua buah metode. Motode pertama dengan menggunakan perintah “ip address show” dan metode kedua adalah dengan menggunakan perintah “ping”, untuk menguji konektifitas dari komputer client ke PC Server Debian 10.
Dikarenakan kita menjalankan konfigurasi IP Address Statis, maka IP Address yang ditampilkan oleh sistem, harus sesuai dengan yang kita lakukan konfigurasi. Sebagai contoh pada panduan ini, penulis melakukan konfigurasi IP Address 172.16.10.1 untuk network adapter dengan identititas ens36.
Input:
# ip address show ens36Setelah mengetikkan perintah dengan benar, silahkan tekan Enter untuk menjalankan perintah tersebut. Silahkan anda ganti “ens36” dengan identitas network interface yang anda gunakan.
Berdasarkan tampilan diatas, kita mendapatkan informasi bahwa Network Interface dengan identitas ens36 milik penulis, memiliki IP Address 172.16.10.1. Karena IP Address yang ditampilkan sudah sesuai dengan yang kita lakukan konfigurasi, maka dapat dipastikan bahwa konfigurasi IP Address yang kita lakukan sudah benar.
Untuk lebih meyakinkan lagi, penulis akan menggunakan perintah “ping” pada masing-masing komputer client. Penulis akan melakukan pengujian koneksi dari client ke PC Server Debian 10.
- Pengujian "ping" dari Client Linux
- Pengujian "ping" dari Client Windows
Berdasarkan pengujian yang kita lakukan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh komputer yang ada di dalam jaringan sudah saling terhubung antara satu dengan yang lainnya. Pada panduan ini penulis tidak menyertakan, bagaimana cara melakukan konfigurasi IP Address statis pada setiap PC Cliet, karena itu akan dibahas pada pembahasan yang berbeda.
Kesimpulan dan Penutup
Melalui panduan ini, kita telah mempelajari dasar-dasar penting dalam proses konfigurasi IP Address statis via terminal di Debian 10, yang merupakan salah satu keterampilan fundamental dalam administrasi jaringan berbasis Linux. IP Address berfungsi sebagai identitas unik setiap perangkat dalam jaringan, dan konfigurasi statis diperlukan untuk menjamin kestabilan koneksi, terutama pada perangkat-perangkat penting seperti server atau printer jaringan.
Selain itu, pemahaman tentang topologi jaringan juga sangat penting sebelum melakukan konfigurasi. Dengan mengetahui susunan dan hubungan antar perangkat, kita dapat merancang jaringan yang lebih efisien dan melakukan konfigurasi dengan tepat. Dalam praktikum ini, penulis menggunakan sebuah skenario topologi sederhana yang terdiri dari satu server Debian 10, dua klien (Linux dan Windows), serta dua segment jaringan, satu untuk koneksi ke internet dan satu lagi untuk koneksi lokal antar perangkat.
Namun perlu diingat, konfigurasi IP Address dan topologi yang disampaikan dalam panduan ini bersifat fleksibel dan hanya sebagai contoh. Anda tetap harus menyesuaikan dengan kondisi jaringan dan kebutuhan spesifik di lingkungan Anda masing-masing. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis topologi terlebih dahulu sebelum mengikuti langkah-langkah konfigurasi lebih lanjut.
Semoga panduan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas dan menjadi dasar kuat bagi Anda dalam mengelola jaringan menggunakan sistem operasi Linux, khususnya Debian 10. Dengan menguasai konfigurasi IP statis melalui terminal, Anda telah selangkah lebih dekat menjadi administrator jaringan yang handal.


![[Debian 10] 1. Login kdalam user root [Debian 10] 1. Login kdalam user root](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIhqdZadDurzGGjcR18OUMsRb_ZWuoXJGeDgl90TCO3-j6cSXXLF8tFL7cP0h6RMto0Yh2WEQoonZOLrB-n-TKiIUFfsMHRjj9wSve_tTAmwbLTvs_XZKNmkSGO4-w9COkIkt_jU-tm1GiwZEjOGtA2WiyaG-cUEPj_zKrEHVlv5fPJXg89c5ynftfk6A/s16000-rw/%5BDebian%2010%5D%201.%20Login%20kdalam%20user%20root.webp)
![[Debian 10] 2. Mencari informasi identitas network adapter [Debian 10] 2. Mencari informasi identitas network adapter](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMGv61YpxloIyBEO9qdCQI1JXsZIEqI2Vgpmi3HTgXVFloMmAlPIwX-bqf1KG5SC2yrBTsc8sSTqJmcRbw-RyU8IBZVECi3l2FncZI3mI1n9204RXDx9dxF3K-dcsy0_L93O5unepC8m8D5hTM3J89wbSFxWRZFIjgUPL7ESsA_txpprnOg-z7m0NTv_s/s16000-rw/%5BDebian%2010%5D%202.%20Mencari%20informasi%20identitas%20network%20adapter.webp)
![[Debian 10] 3. Masuk kedalam file konfigurasi interfaces [Debian 10] 3. Masuk kedalam file konfigurasi interfaces](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPXEF-DRsWilNuh5w_qJuXlFlFd3xLYRh1iQVJzpSoKIyrLagG9-td1lbol03N6sHoyyUV7qvVpOXLhYa809uhQtp0ghH3EOp4AUxq4PLBHGeZsvnAG1xhgpy7fcrwxEgR7wo0h4txqbQsM7GjKte6XvLqciSa7_vWRMed5wNxCNa1z2nwKhrXDySfVJk/s16000-rw/%5BDebian%2010%5D%203.%20Masuk%20kedalam%20file%20konfigurasi%20interfaces.webp)
![[Debian 10] 4. Menambahkan rule baru pada file interfaces [Debian 10] 4. Menambahkan rule baru pada file interfaces](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY8id7jxLlECUKr95GXhMIjN6UHnke2WGPYildpyhrCxuwpAHLTfO4BhDtVwvDlvM3WwaVKPLWlarCqPY01YwZIXgbm78auZXR7aypP3yCANlo7sdWYCk6fFtiWK_v5k4-gRYgMYiuPSIKoGLbzi6CM0Ztlbft8LsKrdtpiA44xu7abKNjFokWsDDLzh0/s16000-rw/%5BDebian%2010%5D%204.%20Menambahkan%20rule%20baru%20pada%20file%20interfaces.webp)
![[Debian 10] 5. Melakukan restart terhadap layanan networking [Debian 10] 5. Melakukan restart terhadap layanan networking](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_-dU5En3g7HljdY6pNDDWXzZhCQN-KNiV5Ad2lDXHuNCwqhgWH_dL4EB_Z73pbtKVxNHgf1jyfKxxyIQLNukOsK1EDRR5gBhaSf424yungKOFBEYH8kC2HMUgAZVHEZz5ibS_tpTlHqMqCYFhy6O4O4HeL9C4tzpPWj5Dy2sCzt75bvkDtuItVbTSOOY/s16000-rw/%5BDebian%2010%5D%205.%20Melakukan%20restart%20terhadap%20layanan%20networking.webp)
![[Debian 10] 6. Mencari informasi IP Address dari network adapter [Debian 10] 6. Mencari informasi IP Address dari network adapter](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTHGvBX5a5FrldSZWmAyBlobzlUz9H2sGmQscDceioIlXeu-i3rvDrp1k06PSldoerzQplu22hzCcGp1SOvLijL2w8YqxN7hvp4rwwfvP2Cc_OCVz2vxrHRg87HmmtVrZuFiNxF0PPek8IR7eXnm6uSZ6RjKMupMj3CSs-y6G3ntV9113fQ8yz02W4LHs/s16000-rw/%5BDebian%2010%5D%206.%20Mencari%20informasi%20IP%20Address%20dari%20network%20adapter.webp)
![[Debian 10] 7. Melakukan pengujian (ping) melalui client linux [Debian 10] 7. Melakukan pengujian (ping) melalui client linux](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk9-BYKxcwvQqHD39bOUbuT7J12sOcA1nilxsnsSpdUsLXJwfpiCERJMbWfLUfb_bQgZOT6dPGIfJ9Ugsyd69t2oSv80jH6QiWIp_hrIwvVGiI9XUbgZcNCDQctSauaWjwb4rk6ToxvXKnj1xfskclMdgVJRfD0R-EHMm4nH6QerBhp4FaFAyVvMPz1lM/s16000-rw/%5BDebian%2010%5D%207.%20Melakukan%20pengujian%20(ping)%20melalui%20client%20linux.webp)
![[Debian 10] 8. Melakukan pengujian (ping) melalui client windows [Debian 10] 8. Melakukan pengujian (ping) melalui client windows](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_Ew7tg0KYJaMDPCCG_1vff4np3EXs2qB6HTDlp_xiGfPh7XU8KQGTZFa3xKnKefaBq5QHr8IZ7pqyDEl8XHNo33UYRu7FwZiDCu1nGQhMFOpt7WiRC-XlVZIb0W_A80-2HkzcRcAi5xaIVLs2zQyOleN6oD9UIGIGZQWUW1W_7mZY5HFjyIZM7ZoH1Mk/s16000-rw/%5BDebian%2010%5D%208.%20Melakukan%20pengujian%20(ping)%20melalui%20client%20windows.webp)
Posting Komentar